Pages

Rabu, 18 November 2009

susah memang..............

Hari ni, setelah seminggu futur, akhirnya sy dicharge juga. Semangat dakwah membucah sesaat kemudian. Dan sy pun langsung mencari mangsa. Satu,dua,tiga,empat,lima,dan enam. Dengan semangat yang membara, menggebu,hot(not sexy). Sy mulai dengan pertanyaan yang biasa disebut sebagai simpul besar. Darimana kita, mau apa kita, dan mau kemana kita. Saya pun menjelaskan satu per satu dengan gamblang(menurut pandangan saya). Setelah sy menjelaskan,,,,,huf.....rasa kecewa menghantam. seprti sepeda motor yang dihantam bus Sumber Kencono kemudian dilindas Truk Container. qalbu dan aql para mangsa sy sepertinya tak berkutik. Sy tawari untuk mengkaji lebih dalam, mereka hanya menggelengkan kepala. Sibuk, g ada waktu, banyak tugas, sdh cukup ilmu, dll. Sempat terlintas di benak saya, mengapa mereka tak mau menerima ajakan sy untuk mengkaji ilmu Allah lebih dalam? Bukankah sudah sy tunjukkan bukti2 kekuasaanNya? Bukankah sdh nyata Al-quran itu benar?Tapi mengapa mereka susah menerimanya?
Dan kemudian, sy pun terhenyak. Elokkah pertanyaan sy? Bukankah ini namanya nafsu sesaat? Bukankah ni yg dinamakan kesombongan implisit? Bukankah sy hanya manusia biasa, yg tak punya kuasa untuk membolak-balik hati manusia? Lantas bagaimana bisa sy berpikir demikian?
Sy pun sadar, bahwa dakwah tidaklah instant. Nabi pun perlu waktu untuk bisa membuka hati Umar. bahkan Nabi pun tidak bisa membuka pintu hati pamannya untuk menerima islm, hingga pamannya meninggal. Lantas bagaimana dengan sy yg baru mendakwahkan islam pada kawan2 sy yang baru sekali sy lakukan pada mereka?
Dan sy sadar jua, sy bukanlah Tuhan yang bisa memberi hidayah pada setiap manusia. sy hanya menyampaikan, dan setelah itu adalah urusan Tuhan. Dan dunia dakwah tidak butuh org yg hanya punya semangat saja(apalagi semngt sesaat), tpi butuh org yng punya "ilmu retorika yang mengguncang dunia".