Pages

Rabu, 14 Januari 2009

BEREBUT IDEOLOGI,GAK JAMANNYA?


PART 1

BEREBUT IDEOLOGI,
GAK JAMANNYA?

Eitzzzzzz! Tunggu dulu. Jangan cepet ambil kesimpulan. Tahan dulu. Dengan judul di atas, bukan berarti gw menyuruh kalian untuk tidak memperjuangkan ideology kalian masing-masing. Tulisan gw ini terilhami dari tulisan akang Ridho Al-Hamdi yang judulnya sama kaya’ di atas dalam bukunya “MELAWAN ARUS”.
Bukan gw orang yang sok pinter, tapi gw cuma pingin mengkritisi tulisan tersebut. Buat gw, yang namanya ideologi(pandangan hidup/ pemikiran rasional/ fikrah dan thariqah) ga’ pernah akan mati. Meski negara pengusung ideologi tersebut telah runtuh. Yang namanya ideologi, baru akan mati jika semua orang yang mengemban ideologi tsb hijrah ke ideologi yang lain.
Contoh, meski rusia telah runtuh (diruntuhkan oleh lawan ideologisnya, kapitalis) tapi bukan berarti ideologi sosialis yang diusung mati kan? Karena ideologi tsb masih diemban dan pastinya diperjuangkan untuk tegak kembali.
Begitu pula dengan islam, meskipun ideologi islam tak lagi diusung oleh kekuatan negara, tapi ia tetap diyakini oleh para pemeluknya dan pastinya diperjuangkan dunk oleh umat islam(NB: yang sadar klo islam itu adalah dien/agama dan ideologi).
Tiap pemeluk ideologi, baik kapitalis, sosialis, atau islam, pasti memperjuangkan tegaknya ideologi yang mereka anut, agar dapat didukung oleh kekuatan negara atau agar ideologi itu tetap exist.
That’s why, pertarungan ideologi ga’ akan pernah selesai. Dalam pandangan gw, tidak ada yang bisa menyalahkan seseorang yang menyatakan kalau ideologinya lah yang paling benar, dan yang lain salah. Karena logikanya, bagaimana mungkin orang normal mw memperjuangkan sesuatu yang tidak diyakininya 100 % akan mendatangkan kebaikan sampai titik darah penghabisan? Buat loe yang ga’ yakin klo ideologi yang loe pegang bener, kenapa masih loe perjuangkan? Buat gw, ini sesuatu yang ganjil.
Karena, kebenaran itu tidaklah relatif. Contohnya begini, orang yang lihat sebuah tembok yang di cat warna hijau, kalo ditanya apa warna tembok itu, maka dy akan menjawab hijau. Ga’ mungkin dy jawab warna merah. Karena pada kenyataannya memang warnanya hijau., sesuai dengan fakta yang diinderanya. Adapun mungkin orang2 yang masih ngeyel kalo kebenaran itu relatif, dengan alasan sudut pandang orang itu berbeda, misalnya dari contoh di atas, berbeda warna yang dilihat antara orang yang bermata telanjang, dengan orang yang memakai kaca mata hijau, kuning, merah atau pink. Ya, gw membenarkan kalau jawaban antara orang yang berkacamata dan tidak itu, berbeda.Tapi gw tidak membenarkan jawaban dari orang yang memakai kacamata. Ibaratnya orang yang memakai kacamata itu adalah orang yang dengan sengaja menutupi proses penginderaan dengan sempurna. Padahal tanpa kacamata ia bisa melihat kenyataan dan kebenaran yang sebenarnya, tapi mengapa dy harus memakai kacamata untuk mengkaburkan kebenaran itu sendiri? So, buat kamu yang pingin cari kebenaran, tanggalkan kaca mata yang membuat kebenaran itu abu2. Right?
Nah balik ke awal lagi. Di awal gw bilang, tidak ada yang bisa menyalahkan orang yang menganggap ideologinya paling benar, tapi juga tidak ada yang bisa menyalahkan kalau pemeluk ideologi itu saling menjatuhkan. Toh ini memang yang disebut ideology war never ending(bener ga’ bahasa inggris gw?).
That’s why, gw jadi curiga dengan penyebaran pemahaman ”berebut ideologi dah gak jamannya” menjadi suatu bentuk perang ideologis baru. Strategi baru gitulah intinya, agar pemeluk ideologi lain tidak memperjuangkan ideologinya sampai titik darah penghabisan. Kalau mungkin orang yang meyakini kebenaran pemahaman ini ( pemahaman ”berebut ideologi, gak jamannya) dengan alasan agar tiadanya dominasi antar ideologi sehingga kehidupan ini dapat berlangsung harmonis dan selaras, maka gw pun berhak untuk mengatakan penyebar paham ini pun malah bertujuan melanggengkan dominasi ideologi mereka atas dunia sekaligus untuk menghambat suksesi menuju paradigma dan sistem dunia yang lain (Al-Wa’ie, oktober 2008).dengan begini berarti mencegah manusia untuk melakukan suksesi menuju sistem alternatif yang lebih baik. Berarti ini namanya pengelabuhan terhadap musuh. Yah, yah, pintar juga. Tapi perlu diingat, sudah fitrahnya bahwa suatu ideologi biar bagaimanapun tak akan bisa terhenti perjuangan penegakkannya meski dengan endemik semacam ini. To be continued..........