Pages

Kamis, 03 Juni 2010

GAZA TIDAK BUTUH KAU


Gaza tak butuh kau...Gaza tak butuh aku.. Yang Gaza butuhkan adalah Allah SWT. karena Gaza itu milikNya...
Kitalah yang butuh Gaza.. Kitalah yang butuh Gaza... Kitalah yang butuh Gaza...
Kita yang butuh Gaza, agar tercatat nama kita di sisiNya sebagai hamba yang bergerak untuk menolong agamaNya..


http://burjo.wordpress.com/2010/06/03/gaza-tidak-membutuhkanmu/
Selasa, 01 Juni 2010

HIDUP

Hari ini, ditengah2 perkuliahan berlangsung, hp sy bergetar. Sy pikir ini dari paman yang mengabarkan uang kiriman bs diambil hr ni jg. Tpi trnyata itu sms dr seorg sahabat. Kecewa kah sy? Hmmmm….sedikit + sedikit * sedikit – lumayan sedikit + 2*sedikit. :d(Note: just kidding).
Singkatnya sms itu berisi sbuah pertanyaan, yng menurutnya filosofis (jujur, sbnrnya sy kurang begitu paham makna kata filosofis :d). Pertanyaan itu mengingatkan sy pada keponakan tercinta. Yah, kebetulan sy sedang rindu berat pada nya. Surabaya-jogja tidaklah dekat, jd frekuensi bertemu jd sgt jarang.
Suatu hari,pernah sy mengajak keponakan perdana untuk jalan2(really walk by foot). Saat itu kira2 usianya belum ada satu setengah tahun..ya mislkan umurnya saya misalkan x, maka codomain nya adalah 1<1,5.>banyak,amat) lemas….:D Yah, kami bersendau gurau dengan ayam,kucing, bahkan syauki hampir mewarisi kebiasaan Susana, yakni makan bunga melati. Untunglah dengan sigap sy mencegahnya.  horeee….. Yah untunglah syauki tdk punya kebiasaan melempar batu seperti keponkan seorg kawan, ketika di ajak berkeliling kampung. Haha….

Ditulisan ini, sy tak hendak bercerita tentang keponakan perdana sy. Sy tak hendak cerita bagaimana lebih girangnya syauki bermain dengan kambing dari pada dengan saya. Atau saya tak hendak membuat cerpen tentang apa saja yang dia lakukan ketika mandi, yang menghabiskan waktu lebih lama dari saya.

Ya kembali ke pertanyaan kawan saya, yg membuat sy menulis artikel ini, setelah sebelumnya sy sedikit(baca: rada banyak) bercuap-cuap tentang keponakan saya. Kawan saya bertanya ttg apa arti hidup ini menurut sy. Hmmmm…. Jujur saja, sy bukan tipe orang yang memikirkan hal seperti itu. Sedikit tergelitik, atau lebih tepatnya muncul pula keinginan untuk mencari-cari. Dan akhirnya yang ada sy setuju dengan pendapat org kebanyakan tentang definisi hidup.
Ada yang mengatakan hidup itu pilihan. Sy setuju. Hidup adalah sebuah perjalanan. Hidup itu perjuangan. Hidup itu untuk berbagi dengan sesama. Segudang definisi hidup yang sy dapatkan ketika sy mencoba mencari jawaban atas pertanyaan yang kawan sy lontarkan tersebut. Nothing wrong, menurut sy. Hanya saja sy lebih melihat “Hidup” dari sudut pandang yang hidup. Bahwa hidup bukanlah mati. Bahwa hidup itu hidup. Ada kehidupan. Ah susahnya didefinisikan. :d

Bagi sy, apapun makanannya yang penting minumnya teh botol sosro. :d Maksudnya, apapun definisi hidup, bagi sy yg terpenting adalah tujuannya. Ketika sy memutuskan untuk memandang “Hidup” dari sudut pandang yang hidup, maka sy pahami bahwa dalam hidup ini tidaklah boleh ada suatu kediaman, harus ada pergerakan. Pergerakan yang didasarkan pada tujuan hidup. Tujuan hidup yang di dapat dari si Empunya hidup. Begitulah. Ketika yang sy pahami adalah demikian, maka sy pun tak boleh diam. Mau tak mau harus bergerak. Harus berbuat. Harus beraktifitas.

Nah inilah yang menurut sy menjadi kasusnya- Aktifitas saat hidup- yg seperti sy jelaskan di atas, harus punya tujuan. Maka, tujuan itu tak sy cari kemana-mana, seperti halnya beberapa kawan2 mahasiswa sy yg bermacam2 tujuannya sampai ada yg bingung ketika ditanya apa tujuan hidupnya saat di forum pengkaderan(baca: OSPEK). Saat itu ada yang menjawab, ingin membahagiakan keluarga dan orang tua, jadi orang sukses, dsb. Sangat prestige mungkin bagi mereka. Lantas sy bertanya (meski dalam hati), klo abis orang tua dan keluarga nya bahagia, dy mau apa? Setelah jadi org sukses(yang mungkin definisinya banyak) trus mau apa lagi?hmmmm…..

Maka dari itu, sy tak mau susah2 mncari tujuan hidup sy, sampai harus menyelam samudera pasifik. Allah sudah memberitahukan tujuan hidup ini pada kita, yakni beribadah kepadaNya. So based on this, pikiran sy hanya simple saja. Otomatis pergerakan(baca: aktifitas) sy harus berdasarkan apa yang diperintahkanNYA. Simple kan? Itulah tujuan hidup sy. Sy sama sekali tak punya tujuan untuk menjadikan keluarga sy kelak seperti keluarga sukses dengan parameter keluarga Bernaulli, yg dari buyut sampe cicit adalah ahli matematika. Mulai dari Jacob I, Johan I, Nicoulas, Daniel, Jacob II dst. Atau sy tak bertujuan menjadi seorang yang kaya raya seperti Bill Gates, atau penguasa IT lainnya. Tujuan sy hanya satu. ‘ibadallah untuk menggapai ridhoNya.

So, simple nya semua aktifitas yg sy lakukan semata-mata mendukung tujuan hidup sy. Sy memang berkeinginan menjadi perancang dan ahli network security yang handal dikemudian hari, tapi hal itu tak lepas dari tujuan hidup sy. Kalau sy ceritakan apa planning sy terkait hal ini, jadi panjang nantinya. :d

Ya intinya sekali lagi, bg sy tak penting apa arti/ definisi hidup. Wew, anda boleh kok tak setuju dengan perkataan sy. Anda punya hak. Toh tidak ada keharaman hukumnya ketika anda tidak setuju dengan pendapat sy. Bagi sy, pergerakan yg terjadi saat hidup, itulah masalahnya. :d

NB:
Smg bs menjawab….