Pages

Minggu, 22 Mei 2011

DISKUSI AKTIVIS

20 Mei 2011, Gedung Fakultas Budaya Unair B

Diskusi dimulai dengan ucapan salam--> pastilah...mrgreen
Kebetulan sy menjadi wakil dari mahasiswa ITS untuk menjadi pembicara di forum. Dan pertanyaan pertama pun dilontarkan moderator.
"Apakah sebagai aktivis kampus, anda merasa terbelenggu dengan sistem sekarang?(baca:kapitalisme)"

"ehem ehem... ndak.. ndak salah...", jawab saya.
Bukan jalannya diskusi yang hendak saya ceritakan. Tapi fakta-fakta yang ada disekitar saya yang sering kali membuat saya gemas, hingga seandainya dy adalah sebuah kertas yang bs saya remas, kemudian sy lemparkan saja ke tong sampah.huah....venere
Jika kita sedikit saja mau berkenalan dengan fakta yang ada, maka akan sangat mudah kita menemui hal2 yang tidak seharusnya terjadi.... Bagaimana di ITS, jam malam tidak diindahkan. Pulang di atas jam 9 jadi hal biasa buat para mahasiswinya. alasan tugas, praktikum, rapat, dkk. termasuk jg saya....cry
itu masih di hari biasa... bagaimana jika soal praktikum keluar? bagaimana jika sudah tiba final project? Bayangkan sndiri saja. Bagaimana tidak teraturnya pergaulan laki-laki dan perempuan, hingga kita2 yang sdah paham sangat sulit menghindari... Sistem pendidikan yang mendidik kita hanya berorientasi pada materi sering kali membuat saya dan beberapa kawan tertekan.

Akibatnya, sangat sulit sekali untuk menerapkan aturanNya. Jangankan menerapkan, mempelajarinya saja susah. Mau ikut kajian, tapi ada tugas membuat laporan praktikum. Mau ikut pembinaan, tapi kuliah padat. Jika memang tidak berawal dari niat yang kuat, tak akan bisa menjadi pribadi muslim yang kaffah di tengah terpuruknya sistem pendidikan sekarang.

Kajian-kajian dijurusan pun sepi, banyak yang duduk di lab sambil menekan2 mesra tut keyboardnya. Bagaimana kita tidak terbelenggu namanya? Acara-acara keagamaan sudah tidak menarik lagi, padahal dari mana kita tahu syari'at islam yang harus kita kerjakan jika tidak belajar dari majelis2 ilmu atau perhalaqahan? sungguh benar2 kita sedang dicetak menjadi manusia yang jauh dari fitrahnya.

Sangat miris rasanya kawan, melihat ternyata kemalasan tidak hanya menjangkiti kawan2 kuliah saya. tapi juga menjangkiti para aktivis dakwah kampus. Sejenak tadi menikmati tulisan kawan bagaimana para ADK lebih memuliakan syuro' ketimbang liqo'. ironis memang. Jika sudah melihat begini, rasanya lelah(padahal hanya sekedar melihat). padahal Allah jelas2 memberi pahala dan menjanjikan surga bagi manusia yang bertaqwa. Tapi sungguh pertanyaan besar, kenapa kenikmatan abadi yang dijanjikanNya sering kali manusia gadaikan dengan kenikmatan dunia yang sesaat?
Mereka bilang "Belum dapat hidayah, yan?" lalu buat apa manusia punya akal?...sering geram dan emosi. tapi sekali lagi Allah menyuruh saya untuk sabar. Karena kesabaran (dengan definisi syara' -->baca di kitab syakhsiyah Islam) adalah kunci menuju surga... :D

Semoga Allah memudahkan segala urusan untuk menapaki jalanNya