Pages

Kamis, 06 Januari 2011

KECENDERUNGAN

Pagi-pagi. Setelah isi pulsa gprs 5 ribu, cepat-cepat modem saya tancapkan. go to mail.yahoo.com plus gmail.com. file presentasi harus segera dikirim. Dan sungguh jaringanny amat sgt lemot sekali. dan terbersit untuk membuka situs jejaring sosial yang sungguh sudah sangat lama tidak saya buka.
Mata terbelalak, melihat salah satu profil picture seorang kawan wanita mengenakan pakaian "kurang kain" dengan dipeluk sang kekasih(hasnt married yet). Ditambah lagi comment-comment mesum dari beberapa senior di kampus. Sungguh harus mengelus dada. Belum lagi chat2 tak bermutu yang tak menyedapkan mata. Dan mata kadung melihat. Astaghfirullah. Sebegini parahnya kah?
Tapi, ada sebuah note yang cukup mengundang perhatian. Note seorang sahabat yang kini berdomisili di Malang. Tentang dakwah. dan sy pun tergelitik untuk mengkomentari.
Metode dakwah. Itu bahasannya. hmmm... singkat cerita, sahabat saya online dan kami melakukan diskusi (not face to face) sampai pada sebuah kata "kecenderungan". Kecenderungan yang kata sahabat saya sering tidak kita sadari, bahkan termasuk saya, atau mungkin kalian.
Hmmm... sy berpikir sejenak. Jika kecenderungan ini dikaitkan dengan pendapat islam yang sy sampaikan dalam diskusi, saya rasa semua pun punya kecenderungan. Keimanan itupun sebuah kecenderungan (absolutely from thinking), sy pun memiliki kecenderungan pemahaman, bukan begitu? Bolehlah jika kawan2 tidak setuju, tapi bagi saya tanpa kecenderungan berarti keraguan pasti masih menghinggapi diri. Keraguan ttg apa? keraguan tentang dienullah yang sedang kita genggam sekarang.
Seperti apa yang pernah bang divan tuliskan dalam commentnya dlm menanggapi comment seorang anonymous. Logika yang sy terima hanya logika hukum syara'. bukan logika cost dan benefit. Dari mana pun datangnya anda, jika memang membawa dalil yang lebih kuat, pastilah sami'na wa atho'na. Bukan saatnya lagi menutup diri dari kebenaran yang dibawa saudara seiman meski berpijak pada pergerakan yang berbeda. Masa bodoh dengan nama, sy hanya tahu bahwa Al-Jamaah (dengan alif --> bukan tanpa alif--> lihat di HR at-Turmudzi no 2091, atau HR Ahmad no 109) harus di tegakkan. Mau cari apa dalam hidup ini klo bukan ghayatul ghayahnya seorang muslim?!
Kembali pada metode dakwah Rasulullah yang kita pahami tidak boleh ada perbedaan, jika memang acuan sama--> qur'an, sunah, ijma' shabat, dan juga qiyas, apapun bahasa penyebutannya pastilah sama pula. jadi tak akan dikatakan sama metodenya jika mengambil jalan tengah dengan sistem, misalkan. sudah sangat jelas sy rasa, apapun alasannya. Dan sy rasa ini bukan pendapat sebuah pergerakan, ini pendapat islam. Begitulah kira2.
Sekarang, memang sudah saatnya membuka mata terhadap kebenaran, meski kata orang kadang-kadang pahit (NB: dalam dimensi manusia). Karena kemenangan akan menyongsong tak lama lagi. Maka persiapkan diri kalian untuk menyambutnya. ALLAHU AKBAR